Translate

News Update :

Bahaya Pencemaran Air oleh Logam Berat

Pencemaran lingkungan khususnya perairan saat ini bukan hanya menjadi masalah nasional tetapi juga internasional. Masalah pencemaran lingkungan tersebut tidak bisa dipisahkan dengan toksikologi (pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup). Dalam dasawarsa terakhir ini toksikologi logam berat seperti merkuri, timbal, tembaga, kadmium menjadi masalah yang menghebohkan dunia internasional. Mari kita mengetahui tentang logam berat dan bahaya pencemaran air oleh logam berat.

Logam Berat
Logam berat (heavy metal atau trace metal) merupakan istilah yang digunakan untuk menamai kelompok metal dan metalloid dengan densitas/ berat jenis lebih besar dari  5 g/cm3.

Sesungguhnya, istilah logam berat hanya ditujukan kepada logam  yang mempunyai berat jenis lebih besar dari 5 g/cm3. Namun, pada kenyataannya, unsur-unsur metaloid yang mempunyai sifat berbahaya  juga dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Dengan demikian, yang termasuk ke dalam kriteria logam berat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur.

Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam dua  jenis. Jenis pertama adalah
logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam  jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya. Jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr, As dan lain-lain.

Bahaya Pencemaran Air oleh Logam Berat
Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan itu sendiri biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan. Disamping adanya sumber alami yang membuat masuknya logam berat ke dalam peraian, seperti: logam-logam  yang dibebaskan aktivitas gunung berapi di laut dalam dan logam-logam yang dibebaskan dari partikel atau sedimen oleh proses kimiawi, serta logam yang berasal dari sungai dan hasil abrasi  pantai oleh aktivitas gelombang dan lain-lain.

Logam berat sebagai polutan yang masuk ke dalam air itu dapat mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia

Dan seperti penjelasan sebelumnya bahwa logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa di antaranya bersifat membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan dengan kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi.

Logam berat dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan.

Logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat dihancurkan tetapi akan tetap tinggal di dalamnya hingga nantinya dibuang melalui proses eksresi. Manusia sebagai mahluk omnivora (pemakan segala), rentan sekali terkena penyakit yang berasal dari bahan makanan yang tercemar oleh logam berat. Sumber-sumber kontaminannya yaitu sayur-sayuran maupun ternak yang terkontaminasi logam berat dari air penyiramnya yang mengandung logam berat atupun rumput yang dimakan ternak yang terkontaminasi oleh logam berat dari air yang diserapnya.

Berikut beberapa contoh logam berat dan bahayanya jika masuk ke tubuh manusia:
1. Arsen
   Arsen (As) atau arsenik sebagian besar terdapat di alam dalam bentuk senyawa dasar yang berupa substansi anorganik. Arsen anorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan terpapar pada manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (1975), arsen anorganik merupakan racun yang sangat kuat jika masuk ke dalam tubuh manusia, senyawa tersebut dapat merusak ginjal, dapat menjadi penyebab gangguan kesehatan kronis, terutama kanker.

Arsen banyak ditemukan di dalam air tanah. Hal ini disebabkan arsen merupakan salah satu mineral yang memang terkandung dalam susunan batuan bumi

2. Merkuri
    Merkuri (Hg) atau air raksa adalah logam yang ada secara alami, merupakan satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Merkuri (Hg) dapat berakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan bronchitis, sampai rusaknya paru-paru. Gejala keracunan Merkuri tingkat awal, pasien merasa mulutnya kebal sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, gangguan psikologi (rasa cemas dan sifat agresif), dan sering sakit kepala.

Merkuri dapat merusak sel-sel saraf di otak kecil dan gangguan pada luas pandang jika terakumulasi tinggi dalam tubuh manusia. Turunan oleh Merkuri (biasanya etil merkuri) juga dapat menyebabkan cerebral palsy maupun gangguan mental pada bayi dalam kandungan. Sedangkan keracunan Merkuri yang akut dapat menyebabkan kerusakan saluran pencernaan, gangguan kardiovaskuler, kegagalan ginjal akut maupun shock.

Sumber-sumber merkuri yaitu dapat berasal dari air sisa-sisa penambangan yang mengandung Hg dibiarkan mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi untuk lahan pertanian.

3. Timbal
    Adanya Timbal (Pb) dalam peredaran darah dan otak dapat menyebabkan gangguan sintesis hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi paru-paru. Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20 myugram/dl dalam darah.

4. Cadmium
    Kadmium (Cd) jika terakumulasi dalam tubuh pada jangka waktu yang lama dapat menghambat kerja paru-paru, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat pula merusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan darah. Gejala umum keracunan Kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk-batuk, dan lemah.

5. Kromium
    Chromium (Cr) dalam tubuh dapat berakibat buruk terhadap sistem saluran pernafasan, kulit, pembuluh darah, dan ginjal.

6. Tembaga
    Tingginya tingkat cemaran Cu akan berdampak negatif terhadap manusia, yaitu dapat menimbulkan keracunan. Gejala yang timbul pada keracunan Cu akut adalah mual, muntah- muntah, menceret, sakit perut hebat, dan hemolisis darah. Pencemaran logam Cu pada bahan pangan pada awalnya terjadi karena
penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Meskipun demikian, pengaruh proses pengolahan akan dapat mempengaruhi status keberadaan tersebut dalam bahan pangan.

Dampak kandungan logam berat memang sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun, kita dapat mencegahnya dengan meningkatkan kesadaran untuk ikut serta melestarikan sumber daya hayati serta menjaga kesehatan. Salah satu cara sederhana untuk menjaga kesehatan adalah dengan mendeteksi kondisi air yang kita gunakan sehari-hari, terutama kebutuhan untuk minum. Jika kondisi air sudah terdeteksi, maka akumulasi logam berat dalam tubuh dapat dicegah.


Kesadaran akan bahaya pencemaran air oleh logam telah menghasilkan beragam metode pengolahan air hadir bersama kemajuan teknologi untuk mengurangi konsentrasi logam berat. Beberapa metoda itu adalah Reverse Osmosis, Ultrafiltrasi, serta AOP. Enerba Teknologi termasuk salah satu perusahaan yang menyediakan sistem peralatan pengolahan air bersih dengan teknologi AOP, RO, Ultrafiltrasi dll. Silahkan kunjungi website Enerba Teknologi untuk penjelasan lebih detail.



Sumber:
repository
academia
komentar | | Read More...

Teknologi AOP : Teknologi Bersih Pengolahan Air Limbah

Saat ini pengolahan air limbah menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah air bersih. Ya dengan semakin berkurangnya sumber air bersih, semakin banyaknya pencemaran air dimana-mana, serta limbah cair yang dihasilkan dari industri-industripun perlu pengelolaan yang baik, maka pendaur ulangan air limbah menjadi air bersih bisa menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Teknologi pengolahan air limbah sendiri saat ini begitu beragam, dan umumnya pengolahan air limbah (limbah cair) dilakukan dengan cara biologi dan dengan cara fisika atau kimia. Namun dengan adanya perubahan pada teknologi manufaktur, mengakibatkan terjadinya perubahan komponen kimia organik yang dibuang. Dan hal inilah yang menjadi permasalahan dalam pengolahan air limbah, dimana bahan kimia yang dihasilkan dari proses manufaktur begitu banyak, hingga bila menggunakan metode-metode diatas akan terlalu sulit dan mahal. Apalagi peraturan dan standar baku pembuangan air limbah industri semakin ketat, sehingga pengolahan air limbah banyak di abaikan oleh kalangan industri. Namun akan terjadi pencemaran lingkungan air dan udara jika limbah dibuang ke alam, karena pada umumnya senyawa organik tersebut beracun.

Untuk mengatasi masalah tersebut, kini telah dikembangkan teknologi bersih pengolahan air limbah, yaitu teknologi oksidasi lanjutan atau Advanced Oxidation Processes (AOP). "Teknologi bersih pengolahan air limbah AOP" ini sudah dapat diaplikasikan di industri dengan kemampuan yang lebih maju dibandingkan pengolahan air limbah lainnya.



Prinsip teknologi AOP adalah menciptakan oksidasi yang kuat dengan bantuan tenaga listrik dengan tegangan dan frekuensi tertentu. Teknologi AOP adalah satu atau kombinasi dari beberapa proses seperti ozon, hidrogen peroksida, sinar ultraviolet, titanium oksida, fotokatalis, sonolis, plasma serta beberapa proses lain yang menghasilkan radikal hidroksil. Radikal hidroksil (OH°) adalah radikal bebas (oksidan) yang sangat reaktif yang menghancurkan polutan di dalam air. Radikal hidroksil (OH°) tidak hanya menguraikan senyawa-senyawa organik, namun juga sekaligus dapat menghilangkan kandungan senyawa-senyawa turunan yang kemungkinan terbentuk selama proses oksidasi berlangsung. Hal tersebut dapat ditunjukan pada hasil akhir dari proses oksidasi pada AOP, yaitu hanya ada karbon dioksida (CO₂) dan air (H₂O) saja. Proses ini sekaligus menjadikan air hasil dari proses pengolahan air limbah akan dapat dipergunakan kembali sebagai air baku dalam proses manufaktur. Sedangkan untuk kandungan logam berat tersebut akan dapat didaur ulang kembali dengan menggunakan proses selanjutnya.

Teknologi AOP tidak menghasilkan produk tambahan dan lumpur sehingga tidak perlu penanganan lebih lanjut, dan pada Teknologi AOP pemakaian footprintnya sangat kecil.

Dari berbagai proses yang dapat dilakukan pada Teknologi AOP, kombinasi antara proses ozon dan sinar ultraviolet serta H₂O₂ sangat potensial untuk mengoksidasi berbagai senyawa organik dan bakteri yang mungkin ada dalam limbah cair. Ketiga proses tersebut aman, berkelanjutan dan merupakan teknologi ramah lingkungan (teknologi bersih).

Teknologi AOP (Teknologi Bersih Pengolahan Air Limbah) dengan kombinasi ozon dan sinar ultraviolet memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah:
1. Areal instalasi pengolahan air limbah yang dibutuhkan tidak luas
2. Waktu pengolahan cepat
3. Penggunaan bahan kimia sedikit
4. Penguraian senyawa organik efektif
5. Keluaran (output) limbah yang berupa lumpur (sludge) sedikit
6. Air hasil pengolahan dapat dipergunakan kembali.

Teknologi AOP (Teknologi Bersih Pengolahan Air Limbah) dengan kombinasi ozon dan sinar ultraviolet ini radikal hidroksilnya sangat efektif dalam menghilangkan warna dan bau yang terkandung dalam limbah cair.

Silahkan anda hubungi Enerba teknologi untuk keterangan lebih lanjut tentang "Teknologi AOP: Teknologi Bersih Pengolahan Air Limbah"

Sumber:
- Materi Conference Enerba Teknologi (MTFD Conference)
- Makalah Anto Tri S dari docstoc
komentar ( 1 ) | | Read More...

Teknologi Membran Dapat Mengolah Air Banjir Menjadi Air Bersih

Masalah air bersih memang masih menjadi masalah yang begitu krusial, pencemaran air terjadi dimana-mana, terutama jika terjadi bencana seperti banjir. Ya, air bersih tentu akan sangat sulit diperoleh di daerah yang terkena banjir. Kebutuhan masyarakat akan air bersih diperkirakan bisa mencapai 60 liter per orang per hari, sedangkan dalam kondisi normal hanya 10 liter per orang per hari.

Ketika banjir terjadi, sumur gali dan sungai yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber air bersih tentu menjadi keruh dan tercemari oleh air banjir, PAM pun tentu terhenti karena sebagian besar pompa distrubusi air terendam banjir.

Kondisi banjir memang mengganggu kebutuhan pasokan air bersih, air banjir sendiri tentu tidak baik untuk dipergunakan, terutama untuk dikonsumsi, karena sudah tercemar dan didalamnya mengandung zat-zat berbahaya untuk dikonsumsi. Maka perlu dilakukan pengolahan air banjir untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kala banjir. Dan pengolahan air banjir menjadi air bersih ini dapat dilakukan dengan menggunakan Teknologi membran.


Penggunaan teknologi membran dalam pengolahan air banjir dilakukan setelah air banjir melewati proses penyaringan kasar terlebih dahulu, yaitu menyaring sampah-sampah dan kotoran kasar lainnya, salah satunya adalah dengan sand filter (filter pasir). Setelah melewati beberapa proses baru dapat di proses dengan menggunakan teknolgi membran. Teknologi membran yang digunakan untuk mengolah air banjir ini adalah Filtrasi Ultra atau Ultra Filtration (UF). Ukuran pori-pori pada membran Ultra Filtration adalah 0,01 µm - 0,001 µm, air kotor yang melewati membran Ultra Filtration (UF) ini akan sangat jernih. Protein, pati, antibiotik, silika koloid, gelatin, organik, pewarna, lemak hingga bakteri dapat tersaring oleh membran Ultra Filtration (UF) atau Filtrasi Ultra, air yang dihasilkan dapat dpergunakan untuk masak, mencuci, mandi dan lain sebagainya.

Air yang telah melewati proses Filtrasi Ultra atau Ultra Filtration disarankan untuk tidak langsung diminum. Apalagi jika air kotornya mengandung garam yang memiliki rasa asin atau payau, maka kandungan garamnya tidak akan berkurang walaupun telah melewati membran Ultra Filtration (UF). Oleh karena itu perlu adanya proses desalinasi untuk mengurangi kadar garamnya yaitu dengan menggunakan Membran Reverse Osmosis yang pori-porinya sangat kecil yaitu 0,0001µm. Dengan pori-porinya yang sangat kecil Membran Reverse Osmosis mampu menyaring ion logam, asam, gula, garam cair, pewarna, resin alami, residual paint, monovalen, BOD, COD. Sehingga air yang dihasilkan pada akhir proses pengolahan air ini adalah air yang layak dan aman untuk dikonsumsi.

Jadi Teknologi Membran memang solusi yang tepat dalam pengolahan air, termasuk air limbah seperti air banjir (Waste Water Treatment). Dan air banjirpun kini dapat menjadi layak minum setelah diolah dengan Teknologi Membran.

Anda membutuhkan  instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau WWTP seperti dalam penggunaan Teknologi Membran yang dapat mengolah Air Banjir menjadi Air Bersih? Silahkan kunjungi ENERBA TEKNOLOGI untuk penjelasan lebih detail.

Sumber:
Enerba Teknologi
Kelair





komentar ( 2 ) | | Read More...

Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Kali ini kami akan membahas tentang "Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA)", yang merupakan bangunan atau konstruksi pokok dari sistem pengolahan air bersih. Di dalam pengolahan air bersih secara umum terdapat 3 bangunan atau konstruksi, yaitu: Intake, Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA), dan Reservoir.

-Intake

Intake merupakan bangunan atau konstruksi pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada bangunan atau kontruksi Intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Kemudian air akan di pompa ke bangunan atau konstruksi berikutnya, yaitu Water Treatment Plant (WTP).

-Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA)


Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah sistem atau sarana yang berfungsi untuk mengolah air dari kualitaas air baku (influent) terkontaminasi untuk mendapatkan perawatan kualitas air yang diinginkan sesuai standar mutu atau siap untuk di konsumsi. Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) merupakan sarana yang penting di seluruh dunia yang akan menghasilkan air bersih dan sehat untuk di konsumsi. Biasanya bangunan atau konstruksi ini terdiri dari 5 proses, yaitu: koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi.

1.Koagulasi
Pada proses koagulasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya sumber air (air baku) biasanya berbentuk koloid dengan berbagai koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya. Proses destabilisasi ini dapat dilakukan dengan penambahan bahan kimia maupun dilakukan secara fisik dengan rapid missing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk).

2.Flokulasi
Proses flokulasi pada Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) bertujuan untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Disini dilakukan pengadukan lambat (slow mixing), aliran air disini harus tenang. Untuk meningkatkan efisiensi biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok.

3.Sedimentasi
Proses sedimentasi menggunakan prinsip berat jenis, dan proses sedimentasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh proses sebelumnya (partikel koloid lebih besar berat jenisnya daripada air).
Pada masa kini proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) ada yang dibuat tergabung menjadi sebuah proses yang disebut aselator.

4.Filtrasi
Dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) proses filtrasi, sesuai dengan namanya bertujuan untuk penyaringan. Teknologi membran bisa dilakukan pada proses ini, selain bisa juga menggunakan media lainnya seperti pasir dan lainnya. Dalam teknologi membran proses filtrasi membran ada beberapa jenis, yaitu: Multi Media Filter, UF (Ultrafiltration) System, NF (Nanofiltration) System, MF (Microfiltration) System, RO (Reverse Osmosis) System.


5.Desinfeksi
Setelah melewati proses filtrasi dan air bersih dari pengotor, ada kemungkinan masih terdapat kuman dan bakteri yang hidup, sehingga diperlukan penambahan senyawa kimia dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dapat mematikan kuman, biasanya berupa penambahan chlor, ozonosasi, UV, pemabasan dll sebelum masuk ke konstruksi terakhir yaitu reservoir.

-Reservoir

Konstruksi Reservoir dalam Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan.

Demikian pembahasan umum tentang Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan proses-prosesnya. Kunjungi "Enerba Teknologi", yang secara profesional menyediakan sistem peralatan penyediaan air bersih, termasuk diantaranya Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA), enerba teknologi juga memberikan solusi penghematan energi bagi penggunaan Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) tersebut.


Sumber:
- enerba teknologi
aryansah blog
- slide share

komentar ( 6 ) | | Read More...
 
Design Template by panjz-online | Modified by EN-ilmair for enerba teknologi | Support by creating website | Powered by Blogger